Mendorong PAUD Holistik Integratif: Pilar Penting Pendidikan Usia Dini di Indonesia

Mendorong PAUD Holistik Integratif: Pilar Penting Pendidikan Usia Dini di Indonesia

Apa Itu PAUD Holistik Integratif (PAUD HI)?

Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) adalah pendekatan menyeluruh yang bertujuan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. PAUD HI mencakup aspek kognitif, fisik, emosional, dan sosial anak sejak dini. Program ini diharapkan mampu mencetak generasi yang berkualitas dan berkarakter luhur di masa depan.

Sebagai langkah nyata, pada 19 Desember 2024, SEAMEO CECCEP bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan Risalah Kebijakan PAUD HI, Modul PAUD, dan aplikasi Anaking. Inisiatif ini sejalan dengan program nasional Wajib Belajar 13 Tahun, yang mendukung implementasi PAUD HI di Indonesia.

Wajib Belajar 13 Tahun: Solusi Pendidikan Berkelanjutan

Program Wajib Belajar 13 Tahun menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Amich Alhumami, menjelaskan bahwa pendidikan wajib kini mencakup anak usia 5-6 tahun sebagai bagian dari pendidikan praformal.

Meski data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan pemerataan pendidikan, hasil Asesmen Nasional (AN) mengungkap bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa SD/MI hanya mencapai 63%. Salah satu kendala adalah pengajaran yang kurang mempertimbangkan penggunaan bahasa daerah di wilayah tertentu. Amich merekomendasikan agar guru menggunakan bahasa daerah pada kelas awal untuk membantu pemahaman siswa.

Pengasuhan Berkualitas untuk Perkembangan Anak Optimal

Menurut Deputi Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, anak usia dini (0-5 tahun) mencakup sekitar 28 juta jiwa, atau 10% dari total populasi Indonesia. Usia ini dikenal sebagai periode emas, di mana stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional anak.

Namun, tantangan seperti akses pendidikan, gizi, kesehatan, serta pengasuhan berkualitas masih menjadi pekerjaan rumah. Woro menekankan pentingnya kerja sama multisektor untuk mendukung kebutuhan anak. “Keluarga memiliki peran kunci karena 90% anak tinggal bersama keluarga. Oleh karena itu, penguatan peran pengasuh sangat penting untuk masa depan anak,” ujarnya.

8 Indikator PAUD Berkualitas

Direktur PAUD Kemendikdasmen, Komalasari, menyatakan bahwa PAUD berkualitas harus memenuhi 8 indikator utama, yaitu:

  1. Kelas orang tua untuk meningkatkan keterlibatan keluarga.
  2. Pemantauan pertumbuhan anak secara berkala.
  3. Pemantauan perkembangan anak sesuai usia.
  4. Koordinasi layanan gizi dan kesehatan untuk anak.
  5. Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di lingkungan PAUD.
  6. Pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi.
  7. Pemantauan identitas anak (NIK).
  8. Ketersediaan fasilitas sanitasi dan air bersih.

Sejak 2020, Kemendikdasmen telah mendampingi 250 kabupaten/kota dalam mengembangkan layanan PAUD HI. Hingga 2024, sebanyak 76% satuan PAUD telah memenuhi minimal 6 dari 8 indikator tersebut.

Kolaborasi untuk Masa Depan Pendidikan Usia Dini

Pada 2025, Direktorat PAUD akan berkolaborasi dengan World Bank melalui program INEY untuk mempercepat pemenuhan indikator PAUD HI di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan layanan pendidikan usia dini yang inklusif dan berkualitas.

Dengan implementasi PAUD Holistik Integratif, Indonesia terus berupaya membangun generasi emas yang siap menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan usia dini yang berkualitas menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih baik.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *