Panjalu, 16 September 2025 – Masyarakat Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, kembali melaksanakan tradisi Samida, atau yang dikenal juga dengan sebutan sami-sami dahar. Tradisi ini merupakan salah satu rangkaian penting sebelum puncak Upacara Adat Nyangku, yang digelar rutin setiap bulan Maulid dalam kalender Hijriah.
Makna Tradisi Samida bagi Masyarakat Panjalu
Tradisi Samida dilaksanakan dengan penuh kekhidmatan dan kebersamaan. Warga dari berbagai dusun berkumpul dengan membawa makanan dari rumah masing-masing untuk kemudian disantap bersama. Suasana penuh keakraban terlihat ketika masyarakat duduk berjejer, saling berbagi hidangan tanpa membedakan strata sosial maupun latar belakang.
Nilai luhur yang terkandung dalam Samida merupakan warisan turun-temurun dari leluhur Panjalu, yakni gotong royong, kebersamaan, dan persaudaraan. Inilah yang menjadikan Samida tidak sekadar kegiatan makan bersama, tetapi juga sarana memperkuat ikatan sosial antarwarga.
Simbol Syukur dan Silaturahmi
Selain sebagai ajang kebersamaan, Samida juga dimaknai sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia yang diberikan. Melalui Samida, masyarakat Panjalu mempererat tali silaturahmi sekaligus menjaga kelestarian adat yang sudah berlangsung sejak lama.
Menurut para tokoh adat, Samida menjadi bentuk persiapan batin sebelum prosesi sakral Upacara Nyangku. Tradisi ini menekankan pentingnya menghadapi upacara besar dengan hati yang bersih, penuh kerendahan hati, dan semangat kebersamaan.
Keterkaitan Samida dengan Upacara Adat Nyangku
Upacara Nyangku merupakan salah satu tradisi terbesar di Desa Panjalu yang sudah berlangsung ratusan tahun. Tujuan utamanya adalah untuk menghormati leluhur, melestarikan warisan budaya, dan memperkuat identitas masyarakat Panjalu. Dengan adanya Samida sebagai rangkaian awal, masyarakat diingatkan untuk selalu menempatkan kebersamaan sebagai landasan dalam setiap aktivitas adat.
Dukungan Pemerintah dan Daya Tarik Budaya
Pemerintah Desa Panjalu memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Samida tahun ini. Tradisi tersebut dinilai tidak hanya memiliki nilai spiritual dan sosial, tetapi juga bernilai budaya dan pariwisata. Banyak pengunjung dari luar daerah yang tertarik menyaksikan suasana kebersamaan dalam Samida, sehingga menjadikannya daya tarik wisata budaya Ciamis.
Program promosi budaya ini juga sejalan dengan visi Desa Panjalu untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada masyarakat luas. Tradisi Samida diharapkan menjadi sarana edukasi sekaligus destinasi wisata budaya yang memberi pengalaman otentik bagi para pengunjung.
Harapan untuk Generasi Muda
Dengan terselenggaranya Samida, masyarakat Panjalu berharap tradisi ini dapat terus dijaga oleh generasi muda. Nilai luhur yang terkandung di dalamnya diharapkan tetap hidup, sehingga mampu menjadi pondasi dalam menjaga keharmonisan sosial dan budaya di Desa Panjalu.
Tradisi Samida Panjalu bukan sekadar makan bersama, melainkan simbol kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan kepada leluhur. Kehadirannya sebagai bagian dari rangkaian Upacara Adat Nyangku menjadikan Samida salah satu kekayaan budaya yang patut dilestarikan.
Dengan dukungan masyarakat, tokoh adat, serta pemerintah desa, Samida berpotensi menjadi tradisi yang tidak hanya bernilai spiritual dan sosial, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan pariwisata bagi Desa Panjalu.