IRID merupakan sistem penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko iklim suatu desa. Indeks ini mempertimbangkan berbagai aspek penting, seperti:
- Keterpaparan terhadap bencana iklim,
- Sensitivitas sosial dan ekonomi,
- Kapasitas adaptasi masyarakat desa, serta
- Potensi bahaya lingkungan.
Dengan adanya IRID, diharapkan desa-desa di seluruh Indonesia, termasuk Desa Panjalu, dapat menyusun strategi pembangunan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan tangguh terhadap perubahan iklim.
Sinergi Program dan Dukungan Legislator
Menteri Yandri juga menyebut bahwa IRID akan menjadi pintu masuk bagi lahirnya berbagai program lanjutan, seperti:
- Desa Bebas Sampah
- Desa Tangguh Iklim
- Ekonomi Hijau Berbasis Desa
Hal senada disampaikan oleh Anggota DPR RI Verrell Bramasta yang turut hadir dalam peluncuran. Ia menyebut IRID sebagai inovasi yang sangat bermanfaat untuk membantu kepala desa dan petani dalam beradaptasi dengan kondisi cuaca ekstrem.
Integrasi Sistem Digital Desa
Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Keuangan, guna mengintegrasikan Sistem Informasi Desa (SID) dengan Sistem IRID. Hal ini bertujuan untuk memperkuat data dan perencanaan desa berbasis risiko iklim.
Simbolis Cinta Lingkungan
Sebagai bagian dari peluncuran, Menteri Yandri bersama tamu undangan melakukan kegiatan simbolik berupa pelepasan bibit ikan nila ke Situ Cipule sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian ekosistem air.
Harapan Bagi Desa Panjalu
Melalui peluncuran IRID ini, pemerintah berharap desa-desa dapat mengambil peran aktif dalam menjaga lingkungan, meningkatkan ketahanan pangan, dan menciptakan pembangunan desa yang tangguh terhadap iklim. Desa Panjalu, sebagai bagian dari komunitas desa nasional, diharapkan dapat menyambut baik program ini dan mengintegrasikannya ke dalam perencanaan pembangunan desa ke depan.
